ANGELICA

The great Lion statue, go straight south. First crossroad, turn right, then left. Right again, left again. Endless coconut trees on either side of the road. The air, which was so cold a few moments ago, becomes hotter; it smells salty. I keep on driving until I see a big green sign, “Welcome to Marshville”. From this point, I can see the famous Marshville cliff on the right side of the road. It’s about 30 meters above sea level. The myth says that if you can stand at the edge of the cliff for one minute while making a wish, your wish will be granted, but I was never stupid enough to try it. Marshville cliff is famous not because of that stupid myth, but because it has killed many people. It doesn’t directly kill people, it’s not haunted or something, it’s just that it’s a perfect place to commit suicide.

           

Suicide! That word dances in my head.

image courtesy of jonnymelon

 

Happy Ending

Mataku menatap nanar ke arah dua orang siswa yang sedang duduk berdua di balkon kelas. Seorang cewek, murid pindahan dari Denpasar, namanya Angelica. Dia memang cantik dan baik seperti bidadari. Semua yang melihatnya pasti akan terpesona. Aku harap kami tak berteman sehingga aku akan tidak akan merasa begitu bersalah karena membencinya. Yang satu lagi Andhika, seorang cowok yang sebenarnya keren tapi tidak begitu pandai bergaul. Selama ini temannya hanya aku; hanya aku sebelum bidadari itu masuk ke kehidupan kami.

image courtesy of robertjsternberg

Bayi Laki-Laki

Kehadiranmu di dalam rahimku adalah hal yang paling kutunggu selama ini. Bukan karena aku tidak sayang pada ketiga kakak perempuanmu, tapi karena kehadiran seorang anak lelaki akan menguatkan posisiku.

image courtesy of Patrisyu at Freedigitalphotos